Gereja di Pusat Damai dulu dan sekarang
Gereja yang lama
Akhir tahun 1940-an menjadi jelas bahwa pusat paroki akan didirikan dekat kampung Bodok di mana umat menyediakan tanah untuk pembangunan gedung-gedung yang diperlukan. Pada tahun 1950 gereja pertama dibangun oleh umat setempat secara gotong royong. Hampir seluruh bangunan dibuat dari kayu dan disediakan oleh umat setempat.
Sesudah pembangunan gereja yang baru, gedung yang lama dimanfaatkan untuk pertemuan anak-anak asrama dan untuk mengadakan kursus-kursus singkat. Akhirnya pada tahun 1986 gereja lama dibongkar dan lokasi digunakan untuk penempatan patung Yesus dekat tempat parkir di depan kantor paroki.
Gereja yang baru
Berhubung jumlah umat semakin bertambah dan gereja yang lama tidak lagi memadai, umat sangat menginginkan pembangunan gedung gereja yang lebih besar dan bersifat permanen. Pada tahun 1967 batu pertama diletakkan tetapi pembangunan mengalami banyak hambatan sehingga baru pada tahun 1971 pembangunan selesai dan mulai dimanfaatkan untuk sembahyang.
Patung Maria di depan gereja
|
Gereja Pusat Damai di luar dan di dalam
|
Dalam tahun 2013 dibangun Extension Gereja, sebuah ruang yang didirikan dibelakan gereja paroki dengan kapasitas maximal 500 orang. Ruang ini dinamakan 'En Karem' (tempat dimana Bunda Maria kunjungi Elisabeth). --- Ruang ini dilengkapi dengan Audio dan Video Link (dome kamera) dari gereja supaya umat juga bisa mengikuti kegiatan liturgi. Berkat gedung ini, tidak perlu lagi mendirikan tenda-tenda tambahan waktu Natal dan Paska - umat yang selama ini mengikuti sembahyang dari luar, bisa sekarang ditgempatkan di extension gereja 'En Karem'.
Maria - gambar ziarah di gereja
(di sebelah kanan dalam gereja)
|
Umat Paroki menjadi ladang di mana Sabda Allah ditaburkan
(Lukisan di dinding pastoran)
|