Masuk untuk Belajar - Keluar untuk Mengabdi
Sejak permulaan Gereja memperhatikan pendidikan generasi muda dan kegiatan Misi selalu disertai pembangunan sekolah dan asrama. Begitu juga di wilayah Paroki Pusat Damai. Sesudah SR (SD) dan kemudian SMP dan SMA didirikan, Paroki membuka asrama supaya ada tempat yang layak untuk anak-anak dari kampung-kampung jauh. Asrama putera yang pertama dibangun pada tahun 1951 dan dua tahun kemudian asrama puteri juga didirikan.
Dua unit asrama putera yang masih sangat sederhana |
Asrama putera dibina oleh Pastor dan Bruder, sedang asrama puteri dibina oleh para Suster. Penghuni asrama tidak hanya menikmati penginapan dan tempat studi yang memadai tetapi mereka juga menerima bimbingan dan pengawasan serta pendidikan extrakurikuler supaya menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani. Pada tahun 1970 P.Ewald Beck dan Br.Hennie sudah mulai mengadakan kursus-kursus pertanian dan peternakan untuk para penghuni asrama maupun untuk masyarakat setempat. Selain itu anak-anak asrama putera selalu memelihara sapi, babi, kelinci, ayam, bebek. Kegiatan beternak dan bertani tidak hanya untuk belajar melainkan juga untuk memperkaya gizi makanan.
Asrama-asrama dalam perubahan zaman
Mulanya asrama disediakan untuk para siswa-siswi SR (SD). Kemudian, pemerintah mendirikan banyak SD di kampung-kampung sehingga asrama-asrama di Pusat Damai menjadi asrama khusus untuk para pelajar SMP Yos Sudarso dan kemudian juga untuk siswa-siswi SMA Karya Kasih.
Pada zaman dulu kehidupan di asrama mengutamakan dua tujuan, yaitu menyediakan tempat tinggal/studi dan sekaligus menawarkan pendidikan extrakurikuler. Pada waktu itu kehidupan asrama lebih terfokus pada kegiatan-kegiatan intern. Para penghuni asrama menjadi suatu kelompok tersendiri dan hidup sebagai suatu keluarga besar. Pagi harinya mereka mengikuti kegiatan belajar di sekolah, sore harinya mereka menjalankan program asrama.
Dalam beberapa tahun yang lalu, konsep asrama mengalami suatu perkembangan dan perubahan. Kegiatan extrakurikuler di sekolah makin banyak sehingga penghuni asrama juga pada sore harinya harus mengikuti kegiatan di sekolah dan tidak ada lagi waktu luang untuk program extrakurikuler di asrama. Dengan adanya perubahan dalam masyarkat, kehidupan di asrama juga berubah. Contoh sebelum ada sarana transportasi yang masuk ke kampung, anak-anak asrama jarang pulang ke kampung. Sekarang dengan adanya fasilitas transportasi modern mereka lebih sering pulang.